Rabu, 09 Maret 2011

DESKRIPSI TANAMAN

1. DESKRIPSI
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Di beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain. Nama asing kapulaga adalah pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani menyebut buah itu cardamomom yang kemudian di-Latinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil. Semula ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986. Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak. Dari Sri Lanka ditawarkan Elettaria cadamomum var. major sebagai Ceylon cardamom. Buahnya lebih lebardan pipih daripada kapulaga Malabar, E. cardamomum var. minor.
Dari Thailand, kemudian juga ditawarkan Siamese cardamom yang masih sejenis dengan kapulaga Indonesia , Amomum cardamomum. Habitus ; semak, tinggi 2-4 m, Batang ; semu, bulat, beruas, masif, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau pucat, Daun ; tunggal, berseling, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 50-100 cm, lebar 10-15 cm, pertulangan melengkung, halus, hijau, Bunga ; majemuk, bentuk malai, di pangkal batang, tangkai pipih, panjang 20-30 cm, putih, kelopak bentuk corong, halus, kuning, benang sari silindris, panjang 5-7 mm, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, panjang 0,5-1 cm, coklat, mahkota berbagi, putih, Buah ; buni, bulat, diameter 1-1,5 cm, putih, Biji ; bulat, diameter 2-3 mm, hitam, Akar ; serabut, putih kotor, Kandungan kimia ; daun dan buah Elettaria cardamomum mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol, buah dan rimpangnya mengandung flavonoida dan minyak atsiri, Khasiat ; Buah Elettaria cardamomum berkhasiat untuk pelega perut, di samping digunakan untuk rempah-rempah dan kosmetika. Untuk pelega perut dipakai ± 25 gram buah Elettaria cardamomum kering, ditumbuk halus dan dilumatkan dengan minyak kayu putih hingga menyerupai pasta. Pasta dioleskan ke perut sebagai tapal.
Menurut Syukur dan Hernani (2001), di Indonesia dikenal ada dua spesies kapulaga, yaitu kapulaga lokal dan kapulaga sabrang.Jenis kapulaga lokal merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak dibudidayakan di Jawa, Sumatera, dan Semenanjung Malaya. Sementara kapulaga sabrang datang ke Indonesia diintroduksi dari India sejak pertengahan abad ke-18. Dalam perdagangan internasional, kapulaga lokal dikenal sebagai false cardamon dan kapulaga sabrang dikenal sebagai true cardamon. Perbedaan penyebutan ini didasarkan karena perbedaan kandungan minyak asiri. Kapulaga sabrang mengandung 3,5-7% minyak asiri, sedangkan kapulaga lokal hanya 2,4%. Dari kedua jenis kapulaga tersebut, kapulaga sabrang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Tumbuhan berupa herba tahunan, tingginya dapat mencapai 1 -5 meter.Tumbuh bergerombol, membentuk banyak anakan. Batang semu yang tersusun oleh pelepah- pelepah daun, berbentuk silindris, berwarna hijau. Umbi batang agak besar dan gemuk. Daun tunggal, tersebar, berwarna hijau.tua. Helai daun licin atau agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung runcing, dan tepi daun rata. Panjang daun sekitar 30- 60 cm, dan lebarnya 10-12 cm. Pertulangan menyirip. Tangkai daun sangat pendek. Panjang pelepah dan tangkai daun sekitar 1-1,5 meter. Antara palepah dan helai daun terdapat lidah yang ujungnya tumpul, panjang sekitar 0,5 cm.
Perbungaan berupa bulir (bongkol) yang kecil terletak di ujung batang, berwarna putih atau putih kekuningan. Tangkai bunga muncul dari umbi batang, menjuntai, ramping. Kelopak panjang, lebih kurang 1-1,5 cm, berbulu, berwarna hijau. Bunga berwarna putih.bergaris-garis lembayung, dengan warna kemerah-merahan di bagian tengahnya. Mahkota berbentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, berwarna putih atau putih kekuningan. Taju biasanya lebih panjang dari tabungnya. Bibir bunga berwarna biru berlajur putih, tepinya kuning. Benang sari panjangnya 1-1,5 cm, kepala sari bentuk elips, panjang sekitar 2 mm. Tangkai putik tidak berbulu, kepala putik berbulu,berbentuk mangkok.

Buahnya berupa buah kotak, terdapat, dalam tandan kecil-kecil dan pendek. Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegi tiga, agak pipih, kadang-kadang berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu. Buah beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas. Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-kecil, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji-biji ini tersusun memanjang 2 baris, melekat satu sama lain. Akar serabut, berwarna putih kotor. Rimpang bulat panjang, bercabang simpodial, berwarna putih kekuningan. Pada awalnya cabang-cabang rimpang ini dibungkus oleh sisik-sisik yang pendek. Semua bagian dari tumbuhan ini berbau harum.

ANALISIS USAHA TANI KAPOL

1. Kebutuhan Bibit
a) Setiap satu hektar (10.000 m²/ 700 bt) dibutuhkan 2.142 pohon dengan jarak tanam per 14 m² adalah 3 pohon, untuk system tumpang sari. Harga bibit /batang Rp. 3000 jadi 1 Ha = 2.142 X 3 X Rp. 3000 = Rp. 19.278.000
b) Biaya Penanaman Awal.
- Pembuatan lubang 10 hok X Rp. 25.000 = Rp. 250.000
- Pembuatan ajir 2.142 X Rp. 200 = Rp. 428.400
- Penanaman/ ha 10 hok X Rp. 25.000 = Rp. 250.000
- Biaya pupuk/ ha 4 kg X 7 X Rp. 100.000 = Rp. 2.800.000
= Rp. 3.728.400
c) Total (a) Rp. 19.278.000 + (b) Rp. 3.728.400 = Rp 23.006.400

2. Kebutuhan Bibit
a) Setiap satu hektar (10.000 m²/ 700 bt) dibutuhkan 2.142 pohon dengan jarak tanam 1,5 m X 2 m adalah 3 pohon, untuk system konvensional. Harga bibit /batang Rp. 3000 jadi 1 Ha = (10.000 : 3) X 3 X Rp. 3000 = Rp. 30.000.000
b) Biaya Penanaman Awal.
- Pembuatan lubang 10 hok X Rp. 25.000 = Rp. 250.000
- Pembuatan ajir 2.142 X Rp. 200 = Rp. 428.400
- Penanaman/ ha 10 hok X Rp. 25.000 = Rp. 250.000
- Biaya pupuk/ ha 4 kg X 7 X Rp. 100.000 = Rp. 2.800.000
= Rp. 3.728.400

c) Total (a) Rp. 30.000.000 + (b) Rp. 3.728.400 = Rp. 33.728.400

3. Pemeliharaan *)
a) Untuk pupuk organik (Agro Top) dilakukan 1 bulan sekali selama 7 bulan, untuk lahan 1 Ha (dengan jumlah pohon 2.142) X 4 kg X 7 kali pemupukan, maka yang dibutuhkan untuk/ ha = 4 kg X 7 X Rp. 100.000 = Rp. 2.800.000.

*) biaya sudah tercantum pada poin b) di atas

SYARAT TUMBUH KAPULAGA

Lokasi yang baik untuk penanaman kapulaga antara lain dibawah tegakan hutan atau di tempat terbuka. Tanaman kapulaga dapat dibudidayakan di dataran rendah hingga dataran tinggi, yaitu dari ketinggian 50-1000 m dpl dengan curah hujan 2000-4000 mm/ th dan suhu antara 20-30 ⁰C. Secara umum, kapulaga sabrang cenderung lebih baik ditanam di daerah yang lebih tinggi dibandingkan kapulaga lokal. Jenis tanah yang cocok adalah latosol, andosol, dan aluvial. Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai adalah antara 5-6,8.

BUDIDAYA TANAMAN
a. Penyiapan lahan
Pada lahan penanaman yang sudah diolah, dibuat bedengan-bedengan. masing-masing lubang dimasukkan 2 kg pupuk kandang dan diaduk rata dengan tanah. Pembuatan lubang tanam dibuat sekitar 1 bulan sebelum tanam.

b. Pembibitan
Perbanyakan tanaman dilakukan dengan cara vegetatif dengan setek anakan atau sobekan rumpun tanaman yang mengandung rimpang dan akar. Setek anakan dipilih yang telah mempunyai helaian daun diatas 4 daun atau bibit yang sudah dewasa. Akar yang rusak akibat pemecahan sebaiknya dipotong karena tidak akan tumbuh.

c. Penanaman
Penanaman kapulaga sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan. Dengan demikian, pada pertumbuhan awal tanaman tidak kekurangan air dan tidak terkena cahaya matahari yang terlalu panas. Tanah pada lubang tanam diusahakan gembur dan dengan aerasi yang baik sehingga setek yang ditanam tidak terendam air. Penanaman setek ke dalam lubang tanam dilakukan sampai batas rimpang dan tunas yang telah tumbuh tertimbun tanah setinggi 2-3 cm akan mempercepat pertumbuhannya. Penanaman setek yang terlalu dalam atau lebih dari 5 cm akan menghambat keluarnya tunas dari rimpang. Sebaliknya penanaman yang terlalu dangkal akan memudahkan tanaman rebah maka daripada itu harus menggunakan ajir. Dalam satu lubang ditanam 3 setek atau batang, arak tanam yang diterapkan dan 1.5 m x 2 m atau per 14 m2 3 lubang untuk system tanam tumpang sari.

d. Pemeliharaan Tanaman
Tanaman yang mati dan pertumbuhannya tidak normal sebaiknya dicabut dan diganti dengan bibit yang baik. Sementara penyiangan gulma dilakukan 2-3 bulan sekali atau tergantung dari tingkat pertumbuhan gulma. Pupuk kandang yang diberikan sebanyak 2 kg per lubang, Untuk mempertahankan kelembaban tanah di sekitar perakaran diperlukan mulsa jerami atau serasah, terutama pada musim kemarau. Ketebalan mulsa yang diperlukan antara 3-5 cm. Pemangkasan pohon pelindung yang terlalu rimbun dilakukan secara teratur 3 atau 6 bulan sekali, tergantung dari rimbunnya pohon pelindung. Batang tua yang telah mati dipangkas dan ini biasanya terjadi pada tanaman yang telah membentuk rumpun penuh. Tanah disekitar rumpun digemburkan untuk memperbaiki aerasi tanah di daerah perakaran sehingga strukturnya menjadi gembur. Pada umumnya tanaman kapulaga yang berada di bawah pohon naungan yang cukup rapat kurang atau jarang terserang hama dan penyakit. Kadang-kadang kapulaga diserang pula oleh kutu daun, ulat pemakan daun, penggerek akar, penggerek batang serta rayap. Sedangkan penyakit yang ditemukan adalah penyakit mosaik, busuk daun, busuk akar dan penyakit layu bakteri.

e. Panen dan Pascapanen
Kapulaga mulai dapat dipanen setelah tujuh bulan. Pemanenan dapat dilakukan dengan tanda-tanda sisa-sisa perhiasan bunga yang terdapat pada bagian ujung karangan bunga mulai rontok. Sebaiknya buah dipanen sebelum masak sempurna karena bila biji telah masak biasanya akan pecah pada waktu dikeringkan dan warnanya menjadi kurang baik. Setelah pemanenan, buah dicuci atau dibersihkan terlebih dahulu lalu dijemur langsung dengan sinar matahari sampai kering dan kadar airnya mencapai 10-12 %. Buah kering dimasukkan ke dalam karung atau kantong plastik dan diikat atau ditutup rapat. Penyimpanan dilakukan di tempat yang kering.

f. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
Biji kapulaga terkenal sebagai Semen cardomomi. Semen cardomomi digunakan sebagai karminatif, aromatikum, dan bumbu dalam berbagai masakan. Biji kapulaga memiliki efek melancarkan dahak (ekspektoran), mengatasi tenggorokan gatal-gatal, influenza, mengatasi radang amandel serta radang lambung,memperlancar pengeluaran gas dari perut (karminatif), mencegah masuk angin, penambah aroma, menyembuhkan encok, mencegah mual dan mengurangi demam, lelah serta kejang otot .

g. Khasiat dan Cara Pemakaian
1. Batuk
Bahan : Kapulaga 6 buah, kayu manis 2 jari, daun jintan 10 lembar, gula enau 3 jari, air 3 gelas.
Pemakaian : Bahan dicuci bersih dan dipotong-potong, direbus dengan air bersih sebanyak 3 gelas hingga airnya hanya tinggal ¾. Sesudah dingin disaring lalu minum 3 kali sehari, tiap kali minum sebanyak ¾ gelas.
2. Radang lambung
Bahan : Kapulaga 6 buah, bawang merah 4 siung, kencur 2 jari, beras tumbuk 3 sendok makan, madu 3 sendok makan, air masak 1½ gelas
Pemakaian : Bahan dicuci lalu ditumbuk halus, diberi air masak 1½ gelas, ditambahkan madu, diperas dan disaring, diminum 3 kali sehari. Tiap kali minum sebanyak ¾ gelas.
3. Tenggorokan gatal-gatal
Biji kapulaga dikunyah-kunyah ditelan airnya, bermanfaat untuk menyembuhkan gatal-gatal di kerongkongan, biasanya terjadi akibat batuk, untuk menghilangkan lendir, dipakai juga umbi kencur yang ditumbuk halus, diperas airnya dan diminum, untuk anak-anak 1 sendok teh sehari.
4. Radang sendi (artritis)
Bahan : Kapulaga 5 butir, ubi jalar merah 200 g, cengkeh 5 butir, jahe merah 25 g, merica 10 btr, gula merah secukupnya, air 1½ ltr.
Pemakaian : Seluruh bahan direbus dengan 1½ ltr air hingga tersisa ½ ltr, kemudian airnya diminum selagi hangat dan ubinya dapat dimakan.
5. Bau mulut
Bahan : Kapulaga 10 butir, daun pegagan 30 g, air secukupnya
Pemakaian : Kapulaga dan daun pegagan direbus dengan air secukupnya, kemudian airnya diminum selagi hangat. Lakukan secara teratur dua kali sehari (Wijayakusuma, 1999).

KAPULAGA LOKAL

Terna tahunan, tumbuh berumpun rapat, satu rumpun terdiri dari 30-50 batang, tinggi antara 1-3 m. Batang semu, bentuk bulat, berwarna hijau, terdiri dari pelepah yang menyatu, membentuk rimpang, tumbuh tegak, tumbuh dari rhizome yang berada dalam tanah. Daun tunggal, duduk atau bertangkai pendek, letak berseling berhadapan, bentuk lanset, panjang 20-55 cm, lebar 2,5-11 cm, tepi rata, pangkal runcing, ujung meruncing, pertulangan daun menyirip, berbulu halus. Bunga majemuk, bentuk bulir seperti kerucut, tangkai utama berbuku rapat, mempunyai daun pelindung tersusun seperti sisik, kelopak berwarna putih, melekat pada ujung buah, mahkota berwarna putih, berkerut di bagian tepi, bagian tengah berwarna kuning dengan garis cokelat pada bagian tepi, benang sari satu, bertangkai pendek, menyerupai lempeng, kepala sari beruang, tangkai putik menyerupai benang. Buah buni, tersusun rapat pada tandan, terdapat 5-18 buah pada setiap tandan, bentuk bulat beruang tiga, ukuran buah bervariasi, panjang 14-16 mm, lebar 10-15 mm. Biji berwarna cokelat sampai hitam.

1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Family : Zingiberaceae, Genus : Amomum, Species : Amomum cardamomum Willd.
2. Nama
a) Daerah :
Aceh : Kapulaga, Jakarta : Kardamunggu, Gardamunggu, Minangkabau : Pua Pulago, Gardamunggu, Sunda : Kapol Jawa : Kapulago, Kapulaga, Madura : Kapolagha, Palahga, Bali : Kapulaga, Karkolaka, Ujung Pandang : Garidimong, Kapulaga, Bugis : Garidimong, Kapulaga.
b) Asing :
Belanda : Ronde Kardemom, Perancis : Amome A Grappe.

b. Kapulaga Sabrang
Terna tahunan, berumpun rapat, tinggi antara 2-4 m. Batang semu, bulat, beruas, masif, batang di dalam tanah membentuk rimpang, warna hijau pucat. Daun tunggal, berseling, bentuk lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 50-100 cm, lebar 5-100 cm, pertulangan melengkung, permukaan halus, dan berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk malai keluar dari pangkal batang, tangkai pipih, panjang 20-30 cm, mahkota bunga berbagi, warna putih, kelopak bentuk corong, halus, warna kuning, benang sari silindris, panjang 5-7 mm, warna putih, kepala sari bulat, warna kuning, tangkai putik silindris, panjang 0,5-1,0 cm, warna cokelat. Buah buni, bentuk bulat lonjong, diameter 1-1,5 cm, warna putih. Biji bulat, diameter 2-3 mm, warna cokelat sampai hitam.

1. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta, Sub Divisio : Angiospermae, Class : Monocotyledonae, Ordo : Zingiberales, Family : Zingiberaceae, Genus : Elettaria, Species : Elettaria cardamomum (L.) Maton
2. Nama
a) Daerah :Sunda : Kapol Sabrang
b) Asing :
Belanda : Echte Kardemom, Lange Kardemom, Perancis : Kardamome, Jerman: Gewurzkardemom, Lesse Cardamom, Inggris : True Cardamon, Bengali : Elachi, Birma : Bhala, Arab : Hola, Srilangka : Ensal.

c) Habitat Dan Persebaran
Tumbuh liar di hutan primer dan hutan jati, di daerah pegunungan yang rendah dan tanahnya agak basah, bercurah hujari tinggi, atau di daerah yang selalu berawan, pada ketinggian 200-1000 m di atas permukaan laut. Tumbuh subur di bawah naungan pohon-pohon kayu hutan, di tempat-tempat yang sangat terlindung. Tumbuhan ini juga banyak dibudidayakan, sebab buahnya dipergunakan sebagai rempah pada berbagai jenis masakan.
Tumbuhan ini tersebar hampir di seluruh Indonesia, terutama di Jawa Barat (Kabupaten Ciamis yang memiliki tiga lokasi potensial untuk budidaya biofarmaka, yakni Gunung Sawal, Pangandaran, dan Panjalu),dan Sumatera Selatan. Selain di Indonesia, kapulaga banyak ditemukan di Srilangka, India, Guatemala, Tanzania, Papua Nugini, dan Malabar.
d) Kandungan Kimia
Buahnya mengandung minyak atsiri yang terutama mengandung sineol, terpineol, dan borneol. Kadar sineol dalam buah lebih kurang 12%. Disamping itu buah kapulaga banyak mengandung saponin, flavnoida, senyawa-senyawa polifenol, mangan, pati, gula, lemak, protein dan silikat.
Kandungan kimia dalam buahnya adalah minyak asiri (sineolterpen dan terpineol), minyak lemak, pigmen, protein, selulosa, gula, pati, silika, kalium oksalat, dan mineral. Komponen terbesar adalah pati, dan kulitnya mengandung serat kasar (dapat mencapai 31%).
Biji mengandung 3-7 % minyak atsiri yang terdiri atas terpineol, terpinil asetat, sineol, alfa borneol, dan beta.kamfer. Di samping itu biji juga mengandung minyak lemak, protein, kaisium oksalat dan asam kersik. Dengan penyulingan dari biji diperoleh minyak atsiri yang disebut Oleum Cardamomi, yang digunakan sebagai stimulans dan pemberi aroma. Rimpangnya mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, disamping juga minyak atsiri.
Daun dan buah Elettaria cardamomum mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol, buah dan rimpangnya mengandung flavonoida dan minyak atsiri.

e.Penggunaan Tradisional
Air rebusan seluruh bagian tanaman digunakan untuk obat kuat bagi orang yang merasa lemas atau lemah akibat kecapaian. Juga berguna bagi orang yang berpenyakit encok atau rematik. Kadang-kadang juga digunakan sebagai afrodisiaka (untuk meningkatkan libido). Air rebusan batang digunakan sebagai obat menurunkan panas (demam).
Buahnya dipergunakan untuk bahan penyedap dan penyegar makanan dan minuman. Buah juga berkhasiat menghilangkan rasa gatal pada tenggorokan, sebagai obat batuk, dan obat sakit perut. Rimpang sering digunakan untuk menghilangkan bau mulut, untuk obat batuk, dan menurunkan panas (sebagai antipiretikum).
Rimpang yang dikeringkan, digiling, lalu direbus dapat menjadi minuman penghangat bagi orang yang kedinginan, terutama bagi yang tinggal di pegunungan, di daerah beriklim dingin atau di hutan yang sangat lembab. Minuman ini sekaligus dapat mengobati sakit panas dalam.
Buah Elettaria cardamomum berkhasiat untuk pelega perut, di samping digunakan untuk rempah-rempah dan kosmetika. Untuk pelega perut dipakai ± 25 gram buah Elettaria cardamomum kering, ditumbuk halus dan dilumatkan dengan minyak kayu putih hingga menyerupai pasta. Pasta dioleskan ke perut sebagai tapal.

Selasa, 08 Maret 2011

KAPULAGA


1. DESKRIPSI TANAMAN
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Di beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain. Nama asing kapulaga adalah pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani menyebut buah itu cardamomom yang kemudian di-Latinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil. Semula ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986. Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak. Dari Sri Lanka ditawarkan Elettaria cadamomum var. major sebagai Ceylon cardamom. Buahnya lebih lebar dan pipih daripada kapulaga Malabar, E. cardamomum var. minor.
Dari Thailand, kemudian juga ditawarkan Siamese cardamom yang masih sejenis dengan kapulaga Indonesia , Amomum cardamomum. Habitus ; semak, tinggi 2-4 m, Batang ; semu, bulat, beruas, masif, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau pucat, Daun ; tunggal, berseling, lanset, tepi rata, ujung runcing, pangkal meruncing, panjang 50-100 cm, lebar 10-15 cm, pertulangan melengkung, halus, hijau, Bunga ; majemuk, bentuk malai, di pangkal batang, tangkai pipih, panjang 20-30 cm, putih, kelopak bentuk corong, halus, kuning, benang sari silindris, panjang 5-7 mm, putih, kepala sari bulat, kuning, tangkai putik silindris, panjang 0,5-1 cm, coklat, mahkota berbagi, putih, Buah ; buni, bulat, diameter 1-1,5 cm, putih, Biji ; bulat, diameter 2-3 mm, hitam, Akar ; serabut, putih kotor, Kandungan kimia ; daun dan buah Elettaria cardamomum mengandung saponin, di samping itu daunnya juga mengandung polifenol, buah dan rimpangnya mengandung flavonoida dan minyak atsiri, Khasiat ; Buah Elettaria cardamomum berkhasiat untuk pelega perut, di samping digunakan untuk rempah-rempah dan kosmetika. Untuk pelega perut dipakai ± 25 gram buah Elettaria cardamomum kering, ditumbuk halus dan dilumatkan dengan minyak kayu putih hingga menyerupai pasta. Pasta dioleskan ke perut sebagai tapal.
Menurut Syukur dan Hernani (2001), di Indonesia dikenal ada dua spesies kapulaga, yaitu kapulaga lokal dan kapulaga sabrang.Jenis kapulaga lokal merupakan tumbuhan asli Indonesia yang banyak dibudidayakan di Jawa, Sumatera, dan Semenanjung Malaya. Sementara kapulaga sabrang datang ke Indonesia diintroduksi dari India sejak pertengahan abad ke-18. Dalam perdagangan internasional, kapulaga lokal dikenal sebagai false cardamon dan kapulaga sabrang dikenal sebagai true cardamon. Perbedaan penyebutan ini didasarkan karena perbedaan kandungan minyak asiri. Kapulaga sabrang mengandung 3,5-7% minyak asiri, sedangkan kapulaga lokal hanya 2,4%. Dari kedua jenis kapulaga tersebut, kapulaga sabrang mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi.
Tumbuhan berupa herba tahunan, tingginya dapat mencapai 1 -5 meter. Tumbuh bergerombol, membentuk banyak anakan. Batang semu yang tersusun oleh pelepah- pelepah daun, berbentuk silindris, berwarna hijau. Umbi batang agak besar dan gemuk. Daun tunggal, tersebar, berwarna hijau.tua. Helai daun licin atau agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung runcing, dan tepi daun rata. Panjang daun sekitar 30- 60 cm, dan lebarnya 10-12 cm. Pertulangan menyirip. Tangkai daun sangat pendek. Panjang pelepah dan tangkai daun sekitar 1-1,5 meter. Antara palepah dan helai daun terdapat lidah yang ujungnya tumpul, panjang sekitar 0,5 cm.
Perbungaan berupa bulir (bongkol) yang kecil terletak di ujung batang, berwarna putih atau putih kekuningan. Tangkai bunga muncul dari umbi batang, menjuntai, ramping. Kelopak panjang, lebih kurang 1-1,5 cm, berbulu, berwarna hijau.
Bunga berwarna putih.bergaris-garis lembayung, dengan warna kemerah-merahan di bagian tengahnya. Mahkota berbentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, berwarna putih atau putih kekuningan. Taju biasanya lebih panjang dari tabungnya. Bibir bunga berwarna biru berlajur putih, tepinya kuning. Benang sari panjangnya 1-1,5 cm, kepala sari bentuk elips, panjang sekitar 2 mm. Tangkai putik tidak berbulu, kepala putik berbulu, berbentuk mangkok.
Buahnya berupa buah kotak, terdapat, dalam tandan kecil-kecil dan pendek. Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegi tiga, agak pipih, kadang-kadang berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu. Buah beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas. Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-kecil, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji-biji ini tersusun memanjang 2 baris, melekat satu sama lain. Akar serabut, berwarna putih kotor. Rimpang bulat panjang, bercabang simpodial, berwarna putih kekuningan. Pada awalnya cabang-cabang rimpang ini dibungkus oleh sisik-sisik yang pendek. Semua bagian dari tumbuhan ini berbau harum.